Visit Sukabumi - Resep Warisan untuk Menggaet Pelanggan
hammad Jihad (34) mengawali usaha Rujak Kolam Medan bersama istrinya, Rossa (35), delapan tahun lalu. Rujak Kolam Medan adalah kelanjutan dari usaha yang sama di Medan sekitar tahun 1970. Ketika itu, ayah Rossa, almarhum Dahlan (90), berjualan rujak di Medan, di Kolam Raya Medan, di depan Istana Maimoon. Kini, rujak dagangan Dahlan itu tidak lagi eksis di Medan.
Rossa memulai usaha Rujak Kolam dengan menempati sepetak kecil ruang di lantai dasar ITC Mangga Dua. Kemudian, mereka pindah ke lantai 4. Jihad ketika itu mencari nafkah di bidang desain interior.
Ketika akhirnya Rujak Kolam menjaring konsumen, Rossa kewalahan karena masih harus mengurusi tiga anak mereka. Jihad akhirnya meneruskan bisnis Rujak Kolam. Bilik tempat berjualan akhirnya berpindah ke lantai 3 hingga sekarang. Jihad tetap mempertahankan resep warisan sang mertua.
Jika singgah ke Rujak Kolam Medan pada akhir pekan, sebaiknya Anda bersabar sebab pengunjung sangat penuh. Pada hari-hari kerja, pengunjung ramai, tetapi tidak penuh sesak. "Orang biasanya setelah puas berbelanja di ITC baru makan rujak," ujar Jihad.
Uniknya, meskipun seringkali teguh menawar saat berbelanja, pengunjung di ITC pasrah saja membeli rujak seharga Rp 25.000 per porsi. Rujak Kolam Medan boleh jadi cukup mahal dibandingkan harga rujak sejenis lainnya. Namun, pelanggan setia tidak kuasa menolak godaannya.
Rujak Juhi Pak Tata juga menggunakan resep warisan. Seluruh resep yang digunakan untuk meracik rujak ini dijaga terus dari tahun ke tahun. Hingga kini, sudah 32 tahun Tata berdagang rujak ini.
"Saya belajar membuat rujak juhi dari kakek saya, Mista. Kakek pintar membuat rujak ini , dan rasanya enak," kata Tata Sukanta, pemilik Rujak Juhi ini.
Rujak juhi, menurut Tata, merupakan camilan khas Betawi. Namun, belum banyak penjual makanan tradisional ini. Tata melihat peluang bisnis dan memulai usaha ini pada tahun 1978. "Selain resep, tempatnya juga tetap di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Kami kini membuka beberapa cabang di dua pusat perbelanjaan lain," ucap Tata.
Dia mempertahankan penjualan rujak juhi dengan menggunakan gerobak dorong. Yaya, salah satu penjaja Rujak Juhi Pak Tata, mengatakan, saban hari dia mendorong gerobak dari rumah mereka di kawasan Galur menuju Jalan Veteran.
Setiap hari, gerobak rujak juhi seharga Rp 10.000 per porsi itu mangkal di depan kedai es krim Ragusa pukul 11.00-20.00. Penggemar es krim biasanya memesan seporsi rujak juhi sebagai pelengkap. Dari satu gerobak, mereka menjual 50 porsi rujak tiap hari. Apalagi saat libur, ketika pembeli membeludak!
(Sarie Febriane/Agnes Rita Sulistyawaty)
Sumber: Kompas Cetak